[142]
Orang-orang bodoh (yang kurang akal
pertimbangannya) akan berkata: "Apa sebabnya yang menjadikan orang-orang
Islam berpaling dari kiblat yang mereka mengadapnya selama ini?"
Katakanlah (wahai Muhammad): "Timur dan barat adalah kepunyaan Allah -
(maka ke pihak mana sahaja kita diarahkan Allah mengadapnya, wajiblah kita
mematuhiNya); Allah yang
memberikan petunjuk hidayahNya kepada sesiapa yang dikehendakiNya ke jalan yang
lurus". [143]
Dan demikianlah
(sebagaimana Kami telah memimpin kamu ke jalan yang lurus), Kami
jadikan kamu (wahai umat Muhammad) satu
umat yang pilihan lagi adil, supaya kamu layak menjadi orang yang memberi
keterangan kepada umat manusia (tentang yang benar
dan yang salah) dan Rasulullah (Muhammad) pula akan menjadi orang yang menerangkan
kebenaran perbuatan kamu. (Sebenarnya kiblat kamu ialah Kaabah) dan tiadalah
Kami jadikan kiblat yang engkau mengadapnya
dahulu itu (wahai Muhammad), melainkan untuk menjadi ujian bagi melahirkan
pengetahuan Kami tentang siapakah yang benar-benar mengikut Rasul serta
membenarkannya dan siapa pula yang berpaling tadah (berbalik kepada
kekufurannya) dan sesungguhnya (soal peralihan arah kiblat) itu adalah amat
berat (untuk diterima) kecuali kepada orang-orang yang telah diberikan Allah
petunjuk hidayah dan Allah tidak
akan menghilangkan (bukti) iman kamu. Sesungguhnya Allah Amat melimpah belas
kasihan dan rahmatNya kepada orang-orang (yang beriman).
[144]
Kerap kali Kami
melihat engkau (wahai Muhammad), berulang-ulang menengadah ke langit, maka Kami
benarkan engkau berpaling mengadap kiblat yang engkau sukai. Oleh itu
palingkanlah mukamu ke arah masjid Al-Haraam (tempat letaknya Kaabah); dan di
mana sahaja kamu berada maka hadapkanlah muka kamu ke arahnya. Dan sesungguhnya
orang- orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah diberikan Kitab, mereka mengetahui
bahawa perkara (berkiblat ke Kaabah) itu adalah perintah yang benar dari Tuhan mereka; dan Allah tidak
sekali-kali lalai akan apa yang
mereka lakukan.
[145]
Dan demi sesungguhnya! Jika engkau
bawakan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah diberikan Kitab,
akan segala keterangan (yang menunjukkan kebenaran perintah berkiblat ke Kaabah
itu), mereka tidak akan menurut kiblatmu, dan engkau pula tidak sekali- kali
akan menurut kiblat mereka; dan sebahagian dari mereka juga tidak akan menurut
kiblat sebahagian yang lain. Demi sesungguhnya! Kalau engkau menurut kehendak hawa nafsu mereka setelah datang
kepadamu pengetahuan (yang telah diwahyukan kepadamu), sesungguhnya engkau,
jika demikian, adalah dari golongan orang-orang yang zalim.
[146]
Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang
Kami berikan Kitab itu mengetahui serta mengenalinya (Nabi Muhammad dan
kebenarannya) sebagaimana mereka mengenal anak- anak mereka sendiri. Dan
sesungguhnya sebahagian dari mereka berusaha menyembunyikan kebenaran itu,
sedang mereka mengetahui (salahnya
perbuatan yang demikian).
[147]
Kebenaran (yang
datangnya kepadamu dan disembunyikan oleh kaum Yahudi dan Nasrani) itu (wahai
Muhammad), adalah datangnya dari Tuhanmu; oleh itu jangan sekali-kali engkau
termasuk dalam golongan orang-orang yang ragu-ragu.
[148]
Dan bagi tiap-tiap umat ada arah
(kiblat) yang masing-masing menujunya;
oleh itu berlumba- lumbalah kamu mengerjakan kebaikan; kerana di mana sahaja kamu berada maka Allah tetap akan
membawa kamu semua (berhimpun pada hari kiamat untuk menerima balasan); sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
tiap-tiap sesuatu.
[149]
Dan dari mana sahaja engkau keluar
(untuk mengerjakan sembahyang), maka hadapkanlah mukamu ke arah masjid
Al-Haraam (Kaabah); dan sesungguhnya perintah berkiblat ke Kaabah itu adalah
benar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah), Allah tidak sekali-kali lalai akan segala
apa yang kamu lakukan.
[150]
Dan dari mana sahaja engkau keluar
(untuk mengerjakan sembahyang), maka hadapkanlah mukamu ke arah masjid
Al-Haraam (Kaabah); dan di mana sahaja kamu berada maka hadapkanlah muka kamu ke arahnya, supaya tidak ada lagi
(sebarang) alasan bagi orang- orang (yang menyalahi kamu), kecuali orang-orang
yang zalim di antara mereka (ada sahaja yang mereka jadikan alasan). Maka
janganlah kamu takut kepada (cacat cela) mereka, dan takutlah kamu kepada Ku
(semata-mata); dan supaya Aku sempurnakan nikmatKu kepada kamu, dan juga supaya
kamu beroleh petunjuk hidayah (mengenai perkara yang benar). [151]
(Nikmat
berkiblatkan Kaabah yang Kami berikan kepada kamu itu), samalah seperti
(nikmat)
Kami mengutuskan kepada kamu seorang
Rasul dari kalangan kamu (iaitu
Muhammad), yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu, dan membersihkan kamu
(dari amalan syirik dan maksiat), dan yang mengajarkan kamu kandungan Kitab
(Al-Quran) serta Hikmat kebijaksanaan, dan mengajarkan kamu apa yang belum kamu
ketahui.
[152]
Oleh itu ingatlah kamu kepadaKu
(dengan mematuhi hukum dan undang-undangKu), supaya
Aku membalas kamu dengan
kebaikan; dan bersyukurlah kamu kepadaKu dan janganlah
kamu kufur (akan nikmatKu).
[153]
Wahai sekalian orang-orang yang beriman!
Mintalah pertolongan (untuk menghadapi susah payah dalam menyempurnakan sesuatu
perintah Tuhan) dengan bersabar dan dengan (mengerjakan) sembahyang; kerana
sesungguhnya Allah menyertai (menolong) orang-orang yang sabar
[154]
Dan janganlah
kamu mengatakan (bahawa) sesiapa yang terbunuh dalam perjuangan membela Ugama
Allah itu: orang-orang mati; bahkan mereka itu orang-orang yang hidup (dengan
keadaan hidup yang istimewa), tetapi kamu tidak dapat menyedarinya.
[155]
Demi
sesungguhnya! Kami akan menguji kamu dengan sedikit perasaan takut (kepada
musuh) dan (dengan merasai) kelaparan, dan (dengan berlakunya) kekurangan dari
harta benda dan jiwa serta hasil tanaman. Dan berilah khabar gembira kepada
orang-orang yang sabar:
[156]
(Iaitu) orang-orang yang apabila mereka
ditimpa oleh sesuatu kesusahan, mereka berkata: "Sesungguhnya kami adalah
kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali." [157]
Mereka itu ialah
orang-orang yang dilimpahi dengan berbagai-bagai kebaikan dari Tuhan
mereka serta rahmatNya; dan
mereka itulah orang-orang yang dapat petunjuk hidayahNya.
[158]
Sesungguhnya "Safa" dan
"Marwah" itu ialah sebahagian daripada Syiar (lambang) ugama Allah;
maka sesiapa yang menunaikan ibadat Haji ke Baitullah atau mengerjakan Umrah,
maka tiadalah menjadi salah ia bersaie (berjalan dengan berulang-alik) di
antara keduanya. Dan sesiapa yang bersukarela mengerjakan perkara kebajikan,
maka sesungguhnya Allah memberi balasan pahala, lagi Maha Mengetahui.
[159]
Sesungguhnya
orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan dari
keterangan-keterangan dan petunjuk hidayah, sesudah Kami menerangkannya kepada
manusia di dalam Kitab Suci, mereka itu dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh
sekalian makhluk.
[160]
Kecuali
orang-orang yang bertaubat, dan memperbaiki (amal buruk mereka) serta
menerangkan (apa yang mereka sembunyikan); maka orang-orang itu, Aku terima taubat mereka, dan Akulah Yang Maha
Penerima taubat, lagi Maha Mengasihani.
[161]
Sesungguhnya
orang-orang yang kafir, dan mereka mati sedang mereka tetap dalam keadaan kafir, mereka itulah orang-orang yang
ditimpa laknat Allah dan malaikat serta manusia sekaliannya.
[162]
Mereka kekal di
dalam laknat itu, tidak diringankan azab sengsara
dari mereka dan mereka pula tidak diberikan tempoh atau perhatian.
[163]
Dan Tuhan kamu
ialah Tuhan yang Maha Esa; tiada Tuhan (Yang berhak disembah) selain dari
Allah, yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani.
[164]
Sesungguhnya pada kejadian langit dan
bumi; dan (pada) pertukaran malam dan siang; dan (pada) kapal-kapal yang
belayar di laut dengan membawa benda-benda yang bermanfaat kepada manusia;
demikian juga (pada) air hujan yang Allah
turunkan dari langit lalu Allah hidupkan dengannya tumbuh-tumbuhan di bumi
sesudah matinya, serta Ia biakkan padanya dari berbagai-bagai jenis binatang;
demikian juga (pada) peredaran angin dan awan yang tunduk (kepada kuasa Allah)
terapung-apung di antara langit dengan bumi; sesungguhnya (pada semuanya itu)
ada tanda-tanda (yang membuktikan keesaan Allah kekuasaanNya, kebijaksanaanNya,
dan keluasan rahmatNya) bagi kaum yang (mahu) menggunakan akal fikiran.
[165]
(Walaupun demikian), ada juga di antara
manusia yang mengambil selain dari Allah (untuk menjadi)
sekutu-sekutu (Allah), mereka mencintainya, (memuja dan mentaatinya)
sebagaimana mereka mencintai Allah; sedang orang-orang yang beriman itu lebih
cinta (taat) kepada Allah. Dan kalaulah orang-orang yang melakukan kezaliman
(syirik) itu mengetahui ketika mereka
melihat azab pada hari akhirat kelak, bahawa sesungguhnya kekuatan dan
kekuasaan itu semuanya tertentu bagi Allah, dan bahawa sesungguhnya Allah Maha
berat azab seksaNya, (nescaya mereka tidak melakukan kezaliman itu).
[166]
(Iaitu) ketika
ketua-ketua yang menjadi ikutan itu berlepas diri dari orang-orang yang
mengikutnya, sedang kedua-dua pihak melihat betapa ngerinya azab seksa itu, dan (ketika) terputusnya segala
hubungan di antara mereka.
[167]
Dan (pada masa yang mengecewakan itu)
berkatalah orang-orang yang menjadi pengikut: Alangkah eloknya kalau kami
(dengan itu dapat kami berlepas diri daripada mereka sebagaimana mereka
berlepas diri daripada kami (pada saat ini)!" Demikianlah Allah perlihatkan
kepada mereka amal-amal mereka (dengan rupa yang mendatangkan) penyesalan yang amat sangat kepada mereka, dan
mereka pula tidak akan dapat keluar dari neraka.
[168]
Wahai sekalian manusia! Makanlah dari
apa yang ada di bumi yang halal lagi baik, dan janganlah kamu ikut jejak
langkah Syaitan; kerana sesungguhnya Syaitan itu ialah musuh yang terang nyata
bagi kamu.
[169]
Ia hanya menyuruh kamu melakukan
kejahatan dan perkara-perkara yang keji, dan (menyuruh) supaya kamu berkata
(dusta) terhadap Allah apa yang kamu tidak ketahui (salah benarnya).
[170]
Dan apabila dikatakan kepada
mereka" Turutlah akan apa yang telah diturunkan oleh Allah" mereka
menjawab: "(Tidak), bahkan kami (hanya) menurut apa yang kami dapati datuk
nenek kami melakukannya". Patutkah (mereka menurutnya) sekalipun datuk
neneknya itu tidak faham sesuatu (apa pun tentang perkara-perkara ugama),
dan tidak pula mendapat petunjuk
hidayah (dari Allah)?
[171]
Dan bandingan (orang-orang yang menyeru)
orang-orang kafir (yang tidak mahu beriman itu), samalah seperti orang yang
berteriak memanggil binatang yang tidak dapat memahami selain dari mendengar
suara panggilan sahaja; mereka itu ialah orang-orang yang pekak, bisu dan buta;
oleh sebab itu mereka tidak dapat menggunakan akalnya.
[172]
Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah
dari benda-benda yang baik (yang
halal) yang telah Kami berikan kepada kamu, dan bersyukurlah kepada
Allah, jika betul kamu hanya beribadat kepadanya.
[173]
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan
kepada kamu memakan bangkai, dan darah, dan daging babi, dan binatang-binatang
yang disembelih tidak kerana Allah maka sesiapa terpaksa (memakannya kerana
darurat) sedang ia tidak mengingininya dan tidak pula melampaui batas (pada
kadar benda yang dimakan itu), maka tidaklah ia berdosa. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.
[174]
Sesungguhnya orang-orang yang
menyembunyikan (meminda atau mengubah) apa-apa keterangan Kitab Suci yang telah
diturunkan oleh Allah, dan membeli dengannya keuntungan dunia yang sedikit faedahnya,
mereka itu tidak mengisi dalam perut mereka selain dari api neraka, dan Allah
tidak akan berkata-kata kepada mereka pada hari kiamat, dan Ia tidak
membersihkan mereka (dari dosa), dan mereka pula akan beroleh azab seksa yang
tidak terperi sakitnya.
[175]
Mereka itulah orang-orang yang membeli
kesesatan dengan meninggalkan petunjuk (ugama Allah), dan (membeli) azab seksa
neraka dengan meninggalkan keampunan Tuhan. Maka sungguh ajaib kesanggupan
mereka menanggung seksa api neraka itu.
[176]
(Segala balasan
yang buruk) itu adalah dengan sebab Allah telah menurunkan Kitab dengan mengandungi kebenaran (tetapi mereka
berselisih padanya); dan sesungguhnya orang-orang yang berselisihan mengenai
(kebenaran) kitab, itu sebenarnya mereka adalah dalam keadaan berpecah-belah
yang jauh (dari mendapat petunjuk hidayah Allah).
[177]
Bukanlah perkara kebajikan itu hanya
kamu menghadapkan muka ke pihak
timur dan barat, tetapi kebajikan itu ialah berimannya seseorang kepada Allah,
dan hari akhirat, dan segala malaikat, dan segala Kitab, dan sekalian Nabi; dan
mendermanya seseorang akan hartanya sedang ia menyayanginya, - kepada kaum
kerabat, dan anak-anak yatim dan orang-orang miskin dan orang yang terlantar
dalam perjalanan, dan kepada orang-orang yang
meminta, dan untuk memerdekakan hamba-hamba abdi; dan mengerjanya seseorang
akan sembahyang serta mengeluarkan zakat; dan perbuatan orang-orang yang
menyempurnakan janjinya apabila mereka membuat perjanjian; dan ketabahan
orang-orang yang sabar dalam masa
kesempitan, dan dalam masa kesakitan, dan juga dalam masa bertempur dalam
perjuangan perang Sabil. orang-orang yang demikian sifatnya), mereka itulah
orang-orang yang benar (beriman dan mengerjakan kebajikan); dan mereka itulah
juga orang-orang yang bertaqwa. [178]
Wahai orang-orang yang beriman!
Diwajibkan kamu menjalankan hukuman "Qisas" (balasan yang seimbang)
dalam perkara orang-orang yang mati dibunuh iaitu: orang merdeka dengan orang
merdeka, dan hamba dengan hamba, dan perempuan dengan perempuan. Maka sesiapa
(pembunuh) yang dapat sebahagian keampunan dari saudaranya (pihak yang
terbunuh), maka hendaklah orang yang mengampunkan itu) mengikut cara yang baik
(dalam menuntut ganti nyawa), dan (si pembunuh pula) hendaklah menunaikan
bayaran ganti nyawa itu) dengan sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah suatu
keringanan dari Tuhan kamu serta
suatu rahmat kemudahan. Sesudah itu sesiapa yang melampaui batas (untuk
membalas dendam pula) maka baginya azab seksa yang tidak terperi sakitnya.
[179]
Dan di dalam hukuman Qisas itu ada
jaminan hidup bagi kamu, wahai orang-orang yang berakal fikiran, supaya kamu
bertaqwa.
[180]
Kamu diwajibkan, apabila seseorang dari
kamu hampir mati, jika ia ada meninggalkan harta, (hendaklah ia) membuat wasiat
untuk ibu bapa dan kaum kerabat dengan cara yang baik (menurut peraturan
ugama), sebagai suatu kewajipan atas orang-orang yang bertaqwa.
[181]
Kemudian sesiapa yang mengubah mana-mana
wasiat sesudah ia mendengarnya, maka sesungguhnya dosanya hanya ditanggung oleh
orang-orang yang mengubahnya; sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha
Mengetahui.
[182]
Tetapi sesiapa yang mengetahui bahawa
orang yang berwasiat itu tidak adil atau melakukan dosa (dalam wasiatnya), lalu
ia mendamaikan antara mereka (waris-waris, dengan membetulkan wasiat itu
menurut aturan ugama), maka tidaklah ia berdosa. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun, lagi Maha Mengasihani.
[183]
Wahai
orang-orang yang beriman! Kamu diwajibkan berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang yang dahulu daripada kamu, supaya kamu bertaqwa.
[184]
(Puasa yang
diwajibkan itu ialah beberapa hari yang tertentu; maka sesiapa di antara kamu
yang sakit, atau dalam musafir, (bolehlah ia berbuka), kemudian wajiblah ia
berpuasa sebanyak (hari yang dibuka)
itu pada hari-hari yang lain; dan wajib atas orang-orang yang tidak terdaya
berpuasa (kerana tua dan sebagainya) membayar fidyah iaitu memberi makan orang
miskin. Maka sesiapa yang dengan sukarela memberikan (bayaran fidyah) lebih
dari yang ditentukan itu, maka itu adalah suatu kebaikan baginya; dan (walaupun
demikian) berpuasa itu lebih baik bagi kamu daripada memberi fidyah), kalau
kamu mengetahui.
[185]
(Masa yang diwajibkan kamu
berpuasa itu ialah) bulan Ramadan yang padanya diturunkan
Al-Quran, menjadi petunjuk bagi sekalian
manusia, dan menjadi keterangan-keterangan yang menjelaskan petunjuk dan (menjelaskan)
perbezaan antara yang benar dengan yang salah. Oleh itu, sesiapa dari antara
kamu yang menyaksikan anak bulan Ramadan (atau mengetahuinya), maka hendaklah
ia berpuasa bulan itu; dan sesiapa yang sakit atau dalam musafir maka (bolehlah
ia berbuka, Kemudian wajiblah ia berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu
pada hari-hari yang lain. (Dengan ketetapan yang demikian itu) Allah
menghendaki kamu
beroleh kemudahan, dan Ia tidak menghendaki kamu menanggung kesukaran. Dan juga
supaya kamu cukupkan bilangan puasa (sebulan Ramadan), dan supaya kamu
membesarkan Allah kerana mendapat petunjukNya, dan supaya kamu bersyukur.
[186]
Dan apabila hamba-hambaKu bertanya
kepadamu mengenai Aku maka (beritahu kepada mereka): sesungguhnya Aku (Allah)
sentiasa hampir (kepada mereka); Aku perkenankan permohonan orang yang berdoa
apabila ia berdoa kepadaKu. Maka hendaklah mereka menyahut seruanku (dengan
mematuhi perintahKu), dan hendaklah mereka beriman kepadaKu supaya mereka
menjadi baik serta betul.
[187]
Dihalalkan bagi kamu, pada malam hari
puasa, bercampur (bersetubuh) dengan isteri-isteri kamu. Isteri-isteri kamu itu
adalah sebagai pakaian bagi kamu dan kamu pula sebagai pakaian bagi mereka.
Allah mengetahui bahawasanya kamu mengkhianati diri sendiri, lalu Ia menerima
taubat kamu dan memaafkan kamu. Maka sekarang setubuhilah isteri-isteri kamu
dan carilah apa-apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kamu; dan makanlah
serta minumlah sehingga nyata kepada kamu benang putih (cahaya siang) dari
benang hitam kegelapan malam), iaitu waktu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa
itu sehingga waktu malam (maghrib); dan janganlah kamu setubuhi isteri-isteri
kamu ketika kamu sedang beriktikaf di masjid. Itulah batas-batas larangan
Allah, maka janganlah kamu menghampirinya. Demikian Allah menerangkan ayat-ayat hukumNya kepada sekalian manusia supaya mereka
bertaqwa.
[188]
Dan janganlah kamu makan (atau
mengambil) harta (orang-orang lain) di antara kamu dengan jalan yang salah, dan
jangan pula kamu menghulurkan harta kamu (memberi rasuah) kepada hakim-hakim
kerana hendak memakan (atau mengambil) sebahagian dari harta manusia dengan
(berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui (salahnya).
[189]
Mereka bertanya kepadamu (wahai Muhammad)
mengenai (peredaran) anak-anak bulan. Katakanlah: "(peredaran) anak-anak
bulan itu menandakan waktu-waktu (urusan dan amalan) manusia, khasnya ibadat
Haji. Dan bukanlah perkara kebajikan: kamu memasuki rumah dari bahagian
belakangnya (ketika kamu berihram) akan tetapi kebajikan itu ialah perbuatan
orang yang bertaqwa; dan masuklah ke rumah (Kamu) itu melalui pintunya, serta
bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu berjaya."
[190]
Dan perangilah
kerana (menegakkan dan mempertahankan) ugama Allah akan orang-orang yang memerangi kamu, dan
janganlah kamu menceroboh (dengan memulakan peperangan); kerana sesungguhnya
Allah tidak suka kepada orang-orang yang menceroboh.
[191]
Dan bunuhlah mereka (musuh yang
memerangi kamu) di mana sahaja kamu dapati mereka, dan usirlah mereka dari
tempat yang mereka telah mengusir kamu; dan (ingatlah bahawa angkara) fitnah
itu lebih besar bahayanya daripada pembunuhan dan janganlah kamu memerangi
mereka di sekitar masjid Al-Haraam sehingga mereka memerangi kamu di situ. Oleh
itu kalau mereka memerangi kamu (di situ), maka bunuhlah mereka. Demikianlah
balasan bagi orang-orang yang kafir.
[192]
Kemudian jika
mereka berhenti memerangi kamu (maka berhentilah kamu); kerana sesungguhnya
Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.
[193]
Dan perangilah
mereka sehingga tidak ada lagi fitnah, dan (sehingga) menjadilah ugama itu
semata-mata kerana Allah. Kemudian jika mereka berhenti maka tidaklah ada
permusuhan lagi melainkan terhadap orang-orang yang zalim.
[194]
(Mencabuli) bulan yang dihormati
itu ialah dengan (sebab membalas pencabulan dalam)
bulan yang
dihormati; dan tiap-tiap perkara yang dihormati itu (jika dicabuli), ada
balasannya yang seimbang. Oleh itu sesiapa yang melakukan pencerobohan terhadap
kamu maka
balaslah
pencerobohannya itu seimbang dengan pencerobohan yang dilakukannya kepada kamu;
dan bertaqwalah kamu kepada Allah serta ketahuilah: Sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang bertaqwa.
[195]
Dan belanjakanlah (apa yang ada pada
kamu) kerana (menegakkan) ugama Allah, dan janganlah kamu sengaja mencampakkan
diri kamu ke dalam bahaya kebinasaan (dengan bersikap bakhil); dan baikilah
(dengan sebaik-baiknya segala usaha dan) perbuatan kamu; kerana sesungguhnya
Allah mengasihi orang-orang yang berusaha memperbaiki amalannya. [196]
Dan
sempurnakanlah ibadat Haji dan Umrah kerana Allah; maka sekiranya kamu dikepong
(dan dihalang daripada menyempurnakannya
ketika kamu sudah berihram, maka kamu bolehlah bertahallul serta) sembelihlah
Dam yang mudah didapati; dan janganlah kamu mencukur kepala kamu (untuk
bertahallul), sebelum binatang Dam itu sampai (dan disembelih) di tempatnya.
Maka sesiapa di antara kamu sakit atau terdapat sesuatu yang menyakiti di
kepalanya (lalu ia mencukur rambutnya), hendaklah ia membayar fidyah. Iaitu berpuasa, atau bersedekah, atau
menyembelih Dam. Kemudian apabila kamu berada kembali dalam keadaan aman, maka
sesiapa yang mahu menikmati kemudahan dengan mengerjakan Umrah, (dan terus
menikmati kemudahan itu) hingga masa (mengerjakan) ibadat Haji, (bolehlah ia
melakukannya kemudian wajiblah ia) menyembelih Dam yang mudah didapati. Kalau
ia tidak dapat (mengadakan Dam), maka hendaklah ia berpuasa tiga hari dalam
masa mengerjakan Haji dan tujuh hari lagi apabila kamu kembali (ke tempat
masing-masing); semuanya itu sepuluh (hari) cukup sempurna. Hukum ini ialah
bagi orang yang tidak tinggal menetap (di sekitar) masjid Al-Haraam (Makkah).
Dan hendaklah kamu bertaqwa kepada Allah; dan ketahuilah bahawasanya Allah Maha
berat balasan seksaNya (terhadap orang- orang yang melanggar perintahNya).
[197]
(Masa untuk
mengerjakan ibadat) Haji itu ialah beberapa bulan yang termaklum. Oleh yang
demikian sesiapa yang telah mewajibkan dirinya (dengan niat mengerjakan) ibadat
Haji itu, maka tidak boleh mencampuri isteri, dan tidak boleh membuat maksiat,
dan tidak boleh bertengkar, dalam masa mengerjakan ibadat Haji. Dan apa jua
kebaikan yang kamu kerjakan adalah
diketahui oleh Allah; dan hendaklah kamu membawa bekal dengan cukupnya kerana
sesungguhnya sebaik-baik bekal itu ialah memelihara diri (dari keaiban meminta
sedekah); dan bertaqwalah kepadaKu wahai orang-orang yang berakal (yang dapat
memikir dan
memahaminya).
[198]
Tidaklah menjadi salah, kamu mencari
limpah kurnia dari Tuhan kamu (dengan
meneruskan perniagaan ketika mengerjakan Haji). Kemudian apabila kamu bertolak
turun dari padang Arafah (menuju ke Muzdalifah) maka sebutlah nama Allah
(dengan doa,"talbiah" dan tasbih) di tempat Masy'ar Al-Haraam (di
Muzdalifah), dan ingatlah kepada Allah dengan menyebutnya sebagaimana Ia telah
memberikan petunjuk hidayah kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu adalah
dari golongan orang-orang yang salah jalan ibadatnya.
[199]
Selain dari itu hendaklah kamu bertolak
turun dari (Arafah) tempat bertolaknya orang ramai, dan beristighfarlah kamu
kepada Allah (dengan memohon ampun), sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi
Maha Mengasihani.
[200]
Kemudian apabila
kamu telah selesai mengerjakan amalan ibadat Haji kamu, maka hendaklah kamu
menyebut-nyebut dan mengingati Allah (dengan membesarkanNya) sebagaimana kamu
dahulu menyebut-nyebut (memuji-muji) datuk nenek kamu, bahkan dengan sebutan yang
lebih lagi. Dalam pada itu, ada di
antara manusia yang (berdoa dengan)
berkata: "Wahai Tuhan kami! Berilah kami kebaikan) di dunia".
(orang-orang ini diberikan kebaikan di dunia) dan tidak ada baginya sedikitpun
kebaikan di akhirat.
[201]
Dan di antara mereka pula ada yang
(berdoa dengan) berkata: "Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia
dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari azab neraka". [202]
Mereka itulah
yang akan mendapat bahagian yang baik dari apa yang telah mereka usahakan;
dan Allah amat cepat hitunganNya.
[203]
Dan sebutlah kamu akan Allah (dengan
takbir semasa mengerjakan Haji) dalam beberapa hari yang tertentu bilangannya.
Kemudian sesiapa yang segera (meninggalkan Mina) pada hari yang kedua, maka ia
tidaklah berdosa dan sesiapa yang
melambatkan (meninggalkan Mina) maka ia juga tidaklah berdosa; (ketiadaan dosa
itu ialah) bagi orang yang bertaqwa dan
hendaklah kamu bertaqwa kepada Allah dan ketahuilah sesungguhnya kamu akan
dihimpunkan kepadanya.
[204]
Dan di antara manusia ada orang yang
tutur katanya mengenai hal kehidupan dunia, menyebabkan engkau tertarik hati
(mendengarnya), dan ia (bersumpah dengan mengatakan bahawa) Allah menjadi saksi
atas apa yang ada dalam hatinya, padahal ia adalah orang yang amat keras
permusuhannya (kepadamu).
[205]
Kemudian apabila ia pergi (dengan
mendapat hajatnya), berusahalah ia di bumi, untuk melakukan bencana padanya,
dan membinasakan tanaman-tanaman dan
keturunan (binatang ternak dan manusia; sedang Allah tidak suka kepada bencana
kerosakan.
[206]
Dan apabila dikatakan kepadanya:
"Bertaqwalah engkau kepada Allah" timbulah
kesombongannya
dengan (meneruskan) dosa (yang dilakukannya itu). Oleh itu padanlah ia
(menerima balasan azab) neraka jahannam
dan demi sesungguhnya, (neraka jahannam itu) adalah
seburuk-buruk tempat tinggal.
[207]
Dan di antara
manusia ada yang mengorbankan dirinya kerana mencari keredaan Allah
semata-mata; dan Allah pula Amat belas-kasihan akan hamba-hambanya.
[208]
Wahai
orang-orang yang beriman! Masuklah kamu ke dalam Ugama Islam (dengan mematuhi)
segala hukum-hukumnya; dan janganlah kamu menurut jejak langkah Syaitan;
sesungguhnya Syaitan itu musuh bagi kamu yang terang nyata.
[209]
Maka kalau kamu
tergelincir (dan jatuh ke dalam kesalahan disebabkan tipu daya Syaitan itu),
sesudah datang keterangan-keterangan yang jelas kepada kamu, maka ketahuilah
bahawasanya Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.
[210]
(Orang-orang
yang ingkar itu) tidak menunggu melainkan kedatangan (azab) Allah kepada mereka
dalam lindungan-lindungan awan, bersama-sama dengan malaikat (yang menjalankannya), padahal telahpun
diputuskan perkara itu (balasan azab yang menimpa mereka); dan kepada Allah jua
kembalinya segala urusan.
[211]
Bertanyalah kepada Bani Israil, berapa
banyak keterangan-keterangan yang telah Kami berikan kepada mereka (sedang
mereka masih ingkar)? dan sesiapa menukar nikmat keterangan Allah (dengan
mengambil kekufuran sebagai gantinya) sesudah nikmat itu sampai kepadaNya, maka
(hendaklah ia mengetahui) sesungguhnya Allah
amat berat azab seksaNya. [212]
Kehidupan dunia
(dan kemewahannya) diperhiaskan (dan dijadikan amat indah) pada
(pandangan) orang-orang kafir, sehingga
mereka (berlagak sombong dan) memandang rendah kepada orang-orang yang beriman.
Padahal orang-orang yang bertaqwa (dengan
imannya) lebih tinggi (martabatnya) daripada mereka (yang kafir itu) pada hari
kiamat kelak. Dan (ingatlah), Allah memberi rezeki kepada sesiapa yang
dikehendakiNya dengan tidak terkira (menurut undang-undang peraturanNya).
[213]
Pada mulanya manusia itu ialah umat yang
satu (menurut ugama Allah yang satu, tetapi setelah mereka berselisihan), maka
Allah mengutuskan Nabi-nabi sebagai
pemberi khabar gembira (kepada orang-orang yang beriman dengan balasan Syurga,
dan pemberi amaran (kepada orang-orang yang ingkar dengan balasan azab neraka);
dan Allah menurunkan bersama Nabi-nabi itu Kitab-kitab Suci yang (mengandungi
keterangan-keterangan yang) benar, untuk menjalankan hukum di antara manusia
mengenai apa yang mereka perselisihkan dan (sebenarnya) tidak ada yang
melakukan perselisihan melainkan orang-orang yang telah diberi kepada mereka
Kitab-kitab Suci itu, iaitu sesudah datang kepada mereka keterangan- keterangan
yang jelas nyata, - mereka berselisih semata-mata
kerana hasad dengki sesama sendiri. Maka Allah memberikan petunjuk kepada
orang-orang yang beriman ke arah kebenaran yang diperselisihkan oleh mereka
(yang derhaka itu), dengan izinNya. Dan Allah sentiasa memberi petunjuk
hidayahNya kepada sesiapa yang dikehendakiNya ke jalan yang
lurus (menurut undang-undang
peraturanNya).
[214]
Adakah patut kamu menyangka bahawa kamu akan masuk syurga, padahal belum sampai kepada kamu (ujian dan cubaan)
seperti yang telah berlaku kepada orang-orang yang terdahulu daripada kamu?
Mereka telah ditimpa kepapaan (kemusnahan hartabenda) dan serangan penyakit,
serta digoncangkan (oleh ancaman bahaya musuh), sehingga berkatalah Rasul dan
orang-orang yang beriman yang ada bersamanya: Bilakah (datangnya) pertolongan
Allah?" Ketahuilah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat (asalkan kamu
bersabar dan berpegang teguh kepada ugama Allah).
[215]
Mereka bertanya kepadamu (wahai
Muhammad): apakah yang akan mereka belanjakan (dan kepada siapakah)?
Katakanlah: "Apa jua harta benda (yang halal) yang kamu belanjakan maka
berikanlah kepada: Kedua ibu bapa, dan kaum kerabat, dan anak-anak yatim, dan
orang-orang
miskin, dan orang-orang yang terlantar dalam perjalanan. Dan (ingatlah), apa
jua yang kamu buat dari jenis-jenis kebaikan, maka sesungguhnya Allah sentiasa
mengetahuiNya (dan akan membalas dengan sebaik-baiknya).
[216]
Kamu diwajibkan berperang (untuk
menentang pencerobohan) sedang peperangan itu ialah perkara yang kamu benci;
dan boleh jadi kamu benci kepada sesuatu padahal ia baik bagi kamu, dan boleh
jadi kamu suka kepada sesuatu padahal ia buruk bagi kamu. Dan (ingatlah), Allah
jualah Yang mengetahui (semuanya itu), sedang kamu tidak mengetahuinya.
[217]
Mereka bertanya kepadamu (wahai
Muhammad), mengenai (hukum) berperang dalam bulan yang dihormati; katakanlah:
"Peperangan dalam bulan itu adalah berdosa besar, tetapi perbuatan
menghalangi (orang-orang Islam) dari jalan Allah dan perbuatan kufur kepadaNya, dan juga perbuatan
menyekat (orang-orang Islam) ke Masjid Al-Haraam (di Makkah), serta mengusir
penduduknya dari situ, (semuanya itu) adalah lebih besar lagi dosanya di sisi Allah. Dan (ingatlah), angkara
fitnah itu lebih besar (dosanya) daripada pembunuhan (semasa
perang dalam
bulan yang dihormati). Dan mereka (orang-orang kafir itu) sentiasa memerangi
kamu hingga mereka (mahu) memalingkan kamu dari ugama kamu kalau mereka sanggup
(melakukan yang demikian); dan sesiapa di antara kamu yang murtad (berpaling
tadah) dari ugamanya (ugama Islam), lalu ia mati sedang ia tetap kafir, maka
orang-orang yang
demikian, rosak
binasalah amal usahanya (yang baik) di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah ahli neraka, kekal mereka di
dalamnya (selama-lamanya).
[218]
Sesungguhnya orang-orang yang beriman,
dan orang-orang yang berhijrah serta berjuang pada jalan Allah (untuk
menegakkan ugama Islam), mereka itulah
orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah. Dan (ingatlah), Allah Maha
Pengampun, lagi Maha Mengasihani.
[219]
Mereka bertanya
kepadamu (Wahai Muhammad) mengenai arak dan judi. Katakanlah: "Pada
keduanya ada dosa besar dan ada pula beberapa manfaat bagi manusia tetapi dosa
keduanya lebih besar daripada manfaatnya dan mereka bertanya pula kepadamu:
Apakah yang mereka akan belanjakan (dermakan)? Katakanlah: "Dermakanlah -
apa-apa) yang berlebih dari
keperluan
(kamu). Demikianlah Allah menerangkan kepada kamu ayat-ayatNya (keterangan- keterangan hukumNya) supaya kamu
berfikir:
[220]
Mengenai
(urusan-urusan kamu) di dunia dan di akhirat dan mereka bertanya lagi kepadamu
(wahai Muhammad), mengenai (masalah) anak-anak yatim. Katakanlah:
"Memperbaiki keadaan anak-anak yatim itu amatlah baiknya", dan jika
kamu bercampur gaul dengan mereka (maka tidak ada salahnya) kerana mereka itu
ialah saudara-saudara kamu (yang
seugama); dan
Allah mengetahui akan orang yang merosakkan (harta benda mereka) daripada orang
yang hendak memperbaikinya. Dan jika Allah menghendaki tentulah Ia memberatkan
kamu (dengan mengharamkan bercampur gaul dengan mereka). Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.
[221]
Dan janganlah kamu berkahwin
dengan perempuan-perempuan kafir musyrik
sebelum
mereka beriman (memeluk ugama Islam);
dan sesungguhnya seorang hamba
perempuan yang beriman itu lebih baik daripada perempuan kafir musyrik
sekalipun keadaannya menarik hati kamu. Dan janganlah kamu (kahwinkan
perempuan-perempuan Islam) dengan lelaki-lelaki kafir musyrik sebelum mereka
beriman (memeluk ugama Islam) dan sesungguhnya seorang hamba lelaki yang beriman
lebih baik daripada seorang lelaki musyrik, sekalipun keadaannya menarik hati
kamu. (Yang demikian ialah kerana orang-orang kafir itu mengajak ke neraka
sedang Allah mengajak ke Syurga dan memberi keampunan dengan izinNya. Dan Allah
menjelaskan ayat-ayatNya (keterangan-keterangan hukumNya) kepada umat manusia,
supaya mereka dapat mengambil pelajaran (daripadanya).
[222]
Dan mereka bertanya kepadamu (wahai
Muhammad), mengenai (hukum) haid. Katakanlah: "Darah haid itu satu benda
yang (menjijikkan dan) mendatangkan mudarat". Oleh sebab itu hendaklah
kamu menjauhkan diri dari perempuan (jangan bersetubuh dengan isteri kamu)
dalam masa datang darah haid itu, dan janganlah kamu hampiri mereka (untuk
bersetubuh) sebelum mereka suci. Kemudian apabila mereka sudah bersuci maka
datangilah mereka menurut jalan yang diperintahkan oleh Allah kepada kamu.
SesungguhNya Allah mengasihi orang-orang yang banyak bertaubat, dan mengasihi
orang-orang yang sentiasa mensucikan diri.
[223]
Isteri-isteri
kamu adalah sebagai kebun tanaman kamu, oleh itu datangilah kebun tanaman kamu
menurut cara yang kamu sukai dan sediakanlah (amal-amal yang baik) untuk diri
kamu; dan bertaqwalah kepada Allah serta
ketahuilah sesungguhnya kamu akan menemuiNya (pada hari akhirat kelak) dan
berilah khabar gembira wahai Muhammad) kepada orang-orang yang beriman.
[224]
(Dan janganlah kamu jadikan nama) Allah
dalam sumpah kamu sebagai benteng yang menghalangi kamu daripada berbuat baik
dan bertaqwa, serta mendamaikan perbalahan antara sesama manusia. Dan (ingatlah),
Allah sentiasa mendengar, lagi sentiasa mengetahui. [225]
Allah tidak
mengira kamu bersalah tentang sumpah kamu yang tidak dimaksudkan (untuk
bersumpah), tetapi Ia mengira
kamu bersalah (dan akan mengenakan hukuman) dengan sebab
sumpah yang diusahakan
(disengajakan) oleh hati kamu (dengan niat bersumpah). Dan
(ingatlah), Allah Maha Pengampun,
lagi Maha Penyabar.
[226]
Kepada
orang-orang yang bersumpah tidak akan mencampuri isteri-isteri mereka,
diberikan tempoh empat bulan. Setelah itu jika mereka kembali (mencampurinya),
maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.
[227]
Dan jika mereka
berazam hendak menjatuhkan talak (menceraikan isteri), maka sesungguhnya Allah
Maha Mendengar, lagi Maha mengetahui.
[228]
Dan isteri-isteri yang diceraikan itu
hendaklah menunggu dengan menahan diri mereka (dari berkahwin) selama tiga kali
suci (dari haid). Dan tidaklah halal bagi mereka menyembunyikan (tidak
memberitahu tentang) anak yang dijadikan oleh Allah dalam kandungan rahim
mereka, jika betul mereka beriman kepada
Allah dan hari akhirat. Dan
suami-suami mereka berhak mengambil
kembali (rujuk akan) isteri-isteri itu dalam masa idah mereka jika suami-suami
bertujuan hendak berdamai. Dan isteri-isteri itu mempunyai hak yang sama
seperti kewajipan yang ditanggung oleh mereka (terhadap suami) dengan cara
yang sepatutnya (dan tidak dilarang oleh
syarak); dalam pada itu orang-orang
lelaki (suami- suami itu) mempunyai satu darjat kelebihan atas orang-orang
perempuan (isterinya). Dan (ingatlah), Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.
[229]
Talak (yang boleh dirujuk kembali itu
hanya) dua kali. Sesudah itu bolehlah ia (rujuk dan) memegang terus (isterinya itu) dengan cara yang sepatutnya
atau melepaskan (menceraikannya) dengan cara yang baik dan tidaklah halal bagi
kamu mengambil balik sesuatu dari apa yang telah kamu berikan kepada mereka
(isteri-isteri yang diceraikan itu) kecuali jika keduanya (suami isteri takut
tidak dapat menegakkan aturan-aturan
hukum Allah. Oleh itu kalau kamu khuatir bahawa kedua-duanya tidak dapat
menegakkan aturan-aturan hukum Allah, maka tidaklah mereka berdosa - mengenai
bayaran (tebus talak) yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya (dan
mengenai pengambilan suami akan bayaran itu).
Itulah aturan-aturan hukum Allah maka
janganlah kamu melanggarnya; dan
sesiapa yang melanggar aturan-aturan hukum Allah, maka mereka itulah
orang-orang yang zalim. [230]
Sesudah
(diceraikan dua kali), itu jika diceraikan pula (bagi kali yang ketiga) maka
perempuan itu
tidak halal lagi baginya sesudah itu, sehingga ia berkahwin dengan suami yang
lain. Setelah itu kalau ia diceraikan (oleh suami baharu itu dan habis idahnya), maka mereka berdua (suami lama dan
bekas isterinya) tidaklah berdosa untuk kembali (maskahwin
semula), jika mereka kuat
menyangka akan dapat menegakkan aturan-aturan hukum Allah
dan itulah
aturan-aturan hukum Allah, diterangkannya kepada kaum yang (mahu) mengetahui
dan memahaminya.
[231]
Dan apabila kamu
menceraikan isteri-isteri (kamu) kemudian mereka (hampir) habis tempoh idahnya
maka bolehlah kamu pegang mereka (rujuk) dengan cara yang baik atau
lepaskan mereka dengan cara yang baik. Dan janganlah kamu pegang mereka (rujuk
semula dengan maksud memberi mudarat, kerana kamu hendak melakukan kezaliman
(terhadap mereka);
dan sesiapa yang melakukan demikian maka
sesungguhnya dia menganiaya dirinya
sendiri. dan janganlah kamu menjadikan ayat-ayat hukum Allah itu sebagai
ejek-ejekan (dan permainan). Dan kenanglah nikmat Allah yang diberikan kepada
kamu, (dan kenanglah) apa yang diturunkan kepada kamu iaitu Kitab (Al-Quran)
dan ilmu hikmat, untuk memberi pengajaran kepada kamu dengannya. Dan
bertaqwalah kepada Allah serta ketahuilah: sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
akan tiap-tiap sesuatu.
[232]
Dan apabila kamu
menceraikan isteri-isteri (kamu), lalu habis masa idah mereka ' maka janganlah
kamu (wahai wali-wali nikah) menahan mereka daripada berkahwin semula dengan
(bekas) suami mereka, apabila mereka (lelaki dan perempuan itu) bersetuju
sesama sendiri dengan cara yang baik (yang dibenarkan oleh Syarak). Demikianlah
diberi ingatan dan pengajaran dengan
itu kepada sesiapa di antara kamu yang beriman kepada Allah dan hari akhirat.
Yang demikian adalah lebih baik bagi kamu dan lebih suci. Dan (ingatlah), Allah
mengetahui (akan apa jua yang baik untuk kamu) sedang kamu tidak mengetahuinya.
[233]
Dan ibu-ibu hendaklah menyusukan
anak-anak mereka selama dua tahun genap iaitu bagi orang yang hendak
menyempurnakan penyusuan itu; dan kewajipan bapa pula ialah memberi makan dan
pakaian kepada ibu itu menurut cara yang sepatutnya. Tidaklah diberatkan
seseorang melainkan menurut kemampuannya. Janganlah menjadikan seseorang ibu
itu menderita kerana anaknya, dan (jangan juga menjadikan) seseorang bapa itu
menderita
kerana anaknya;
dan waris juga menanggung kewajipan yang tersebut (jika si bapa tiada).
kemudian jika keduanya (suami isteri mahu menghentikan penyusuan itu dengan
persetujuan (yang telah dicapai oleh) mereka sesudah berunding, maka mereka berdua tidaklah salah (melakukannya).
Dan jika kamu hendak beri anak-anak kamu menyusu kepada orang lain, maka tidak
ada salahnya bagi kamu apabila kamu serahkan
(upah) yang kamu mahu beri itu dengan cara yang patut. Dan bertaqwalah kamu
kepada Allah, serta ketahuilah, sesungguhnya Allah sentiasa melihat akan apa
jua yang kamu lakukan.
[234]
Dan orang-orang yang meninggal dunia di
antara kamu, sedang mereka meninggalkan isteri- isteri hendaklah isteri-isteri
itu menahan diri mereka (beridah) selama empat bulan sepuluh hari. Kemudian
apabila telah habis masa idahnya itu maka tidak ada salahnya bagi kamu mengenai
apa yang dilakukan mereka pada dirinya menurut cara yang baik (yang diluluskan
oleh Syarak). Dan (ingatlah), Allah sentiasa mengetahui dengan mendalam akan
apa jua yang kamu lakukan.
[235]
Dan tidak ada salahnya bagi kamu tentang
apa yang kamu bayangkan (secara sindiran), untuk meminang perempuan (yang
kematian suami dan masih dalam idah), atau tentang kamu menyimpan dalam hati
(keinginan berkahwin dengan mereka). Allah mengetahui bahawa kamu akan
menyebut-nyebut atau mengingati) mereka, (yang demikian itu tidaklah salah),
akan tetapi janganlah kamu membuat janji dengan mereka di dalam sulit, selain dari menyebutkan kata-kata (secara
sindiran) yang sopan. Dan janganlah kamu menetapkan dengan bersungguh-sungguh
(hendak melakukan) akad nikah sebelum habis idah yang ditetapkan itu. Dan
ketahuilah sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada dalam hati kamu, maka
beringat-ingatlah kamu akan kemurkaanNya, dan ketahuilah, sesungguhnya
Allah Maha Pengampun, lagi Maha
Penyabar.
[236]
Tidaklah kamu bersalah dan tidaklah kamu
menanggung bayaran maskahwin) jika kamu menceraikan isteri-isteri kamu sebelum
kamu sentuh (bercampur) dengan mereka atau (sebelum) kamu menetapkan maskahwin
untuk mereka. Walaupun demikian, hendaklah kamu memberi "Mut'ah"
(pemberian saguhati) kepada mereka (yang
diceraikan itu). Iaitu: suami yang
senang (hendaklah memberi saguhati itu) menurut ukuran kemampuannya; dan
suami yang susah pula menurut ukuran
kemampuannya, sebagai pemberian saguhati
menurut yang patut, lagi menjadi satu kewajipan atas orang-orang (yang mahu) berbuat kebaikan. [237]
Dan jika kamu
ceraikan mereka sebelum kamu sentuh (bercampur) dengan mereka, padahal
kamu sudah
menetapkan kadar maskahwin untuk mereka, maka mereka berhak mendapat separuh
dari maskahwin yang telah kamu tetapkan itu, kecuali jika mereka memaafkannya
tidak menuntutnya); atau (pihak) yang memegang ikatan nikah itu memaafkannya
(memberikan maskahwin itu dengan sepenuhnya). Dan perbuatan kamu bermaaf-maafan
(halal menghalalkan) itu lebih hampir kepada taqwa. Dan janganlah pula kamu
lupa berbuat baik dan berbudi sesama sendiri. Sesungguhnya Allah sentiasa
melihat akan apa jua yang kamu kerjakan.
[238]
Peliharalah kamu
(kerjakanlah dengan tetap dan sempurna pada waktunya) segala sembahyang fardu,
khasnya sembahyang Wusta (sembahyang
Asar), dan berdirilah kerana Allah (dalam sembahyang kamu) dengan taat dan
khusyuk.
[239]
Dan jika kamu takuti (sesuatu bahaya)
maka sembahyanglah sambil berjalan atau berkenderaan, kemudian apabila kamu
telah aman sentosa, maka hendaklah kamu mengingati Allah (dengan mengerjakan
sembahyang secara yang lebih sempurna),
sebagaimana Allah telah mengajar kamu apa yang kamu tidak mengetahuinya.
[240]
Dan orang-orang
yang (hampir) mati di antara kamu serta meninggalkan isteri, hendaklah
berwasiat untuk isteri-isteri mereka, iaitu diberi nafkah saguhati (makan,
pakai dan tempat tinggal) hingga setahun lamanya, dengan tidak disuruh pindah
dari tempat tinggalnya. Kemudian jika mereka keluar (dari tempat tinggalnya
dengan kehendaknya sendiri) maka tidaklah kamu bersalah (wahai wali waris si
mati) mengenai apa yang mereka (isteri-isteri itu) lakukan pada diri mereka
dari perkara yang patut yang tidak dilarang Syarak)
itu dan ingatlah, Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.
[241]
Dan
isteri-isteri yang diceraikan berhak mendapat Mut'ah pemberian saguhati) dengan cara yang patut, sebagai satu tanggungan yang wajib atas
orang-orang yang taqwa.
[242]
Demikianlah Allah menerangkan kepada
kamu hukum-hukumnya supaya kamu
memahaminya.
[243]
Tidakkah engkau
ketahui (wahai Muhammad) tentang orang-orang yang keluar (melarikan diri) dari
kampung halamannya kerana takutkan mati, sedang mereka beribu-ribu ramainya?
Maka Allah
berfirman kepada mereka:" Matilah kamu " kemudian Allah menghidupkan
mereka. Sesungguhnya Allah sentiasa melimpah-limpah kurniaNya kepada manusia
(seluruhnya), tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.
[244]
Dan berperanglah kamu pada jalan
Allah (kerana mempertahankan kebenaran ugamaNya);
dan ketahuilah, sesungguhnya
Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.
[245]
Siapakah
orangnya yang (mahu) memberikan pinjaman kepada Allah sebagai pinjaman yang
baik (yang ikhlas) supaya Allah melipatgandakan balasannya dengan
berganda-ganda banyaknya? Dan (ingatlah), Allah jualah Yang menyempit dan Yang
meluaskan (pemberian rezeki) dan kepadaNyalah kamu semua dikembalikan.
[246]
Tidakkah engkau ketahui (wahai
muhammad), tentang (kisah) ketua-ketua dari Bani lsrail sesudah (wafatnya) Nabi
Musa, ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: "Lantiklah seorang
raja untuk kamu, supaya boleh kami berperang (bersama-sama dengannya) pada
jalan Allah" Nabi mereka menjawab: "Tidakkah harus, jika kamu kelak
diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang?," Mereka berkata:
"Mengapa pula kami tidak akan berperang pada jalan Allah, sedang kami
telah diusir dari kampung halaman kami, dan (dari) anak-anak kami?" Maka
apabila perang itu diwajibkan atas mereka, mereka membelakangkan kewajipan itu,
kecuali sebahagian kecil dari mereka. Dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui
akan orang-orang yang zalim.
[247]
Dan Nabi mereka pula berkata kepada
mereka: "Bahawasanya Allah telah melantik Talut menjadi raja bagi kamu.
Mereka menjawab: "Bagaimana dia mendapat kuasa memerintah kami sedang kami
lebih berhak dengan kuasa pemerintahan itu daripadanya, dan ia pula tidak
diberi keluasan harta kekayaan?" Nabi mereka berkata:" Sesungguhnya
Allah telah memilihnya (Talut) menjadi raja kamu, dan telah mengurniakannya kelebihan dalam
lapangan ilmu pengetahuan dan kegagahan
tubuh badan". Dan (ingatlah), Allah jualah yang memberikan kuasa
pemerintahan kepada sesiapa yang dikehendakiNya; dan Allah Maha Luas (rahmatNya
dan pengurniaanNya), lagi meliputi ilmuNya.
[248]
Dan Nabi mereka, berkata lagi kepada
mereka: "Sesungguhnya tanda kerajaan Talut itu (yang menunjukkan benarnya
dari Allah) ialah datangnya kepada kamu peti Tabut yang mengandungi (sesuatu
yang memberi) ketenteraman jiwa dari Tuhan kamu, dan (berisi) sebahagian dari
apa yang telah ditinggalkan oleh keluarga Nabi-nabi Musa dan Harun; peti Tabut itu dibawa oleh malaikat.
Sesungguhnya peristiwa kembalinya Tabut itu mengandungi satu tanda keterangan
bagi kamu jika betul kamu orang-orang yang beriman".
[249]
Kemudian apabila Talut keluar
bersama-sama tenteranya, berkatalah ia: "Sesungguhnya Allah akan menguji
kamu dengan sebatang sungai, oleh itu sesiapa di antara kamu yang meminum
airnya maka bukanlah ia dari pengikutku, dan sesiapa yang tidak merasai airnya
maka sesungguhnya ia dari pengikutku, kecuali orang yang menceduk satu cedukan dengan tangannya".
(Sesudah diingatkan demikian) mereka meminum juga dari sungai itu (dengan
sepuas-puasnya), kecuali sebahagian kecil dari mereka. Setelah Talut
bersama-sama orang-
orang yang beriman menyeberangi sungai
itu, berkatalah orang-orang yang meminum (sepuas-puasnya): "Kami pada hari
ini tidak terdaya menentang Jalut dan tenteranya". Berkata pula
orang-orang yang yakin bahawa mereka akan menemui Allah: "Berapa banyak
(yang pernah terjadi), golongan yang sedikit berjaya menewaskan golongan
yang banyak dengan izin Allah; dan Allah (sentiasa) bersama-sama orang-orang
yang sabar".
[250]
Dan apabila mereka (yang beriman itu)
keluar menentang Jalut dan tenteranya, mereka berdoa dengan berkata: "Wahai
Tuhan kami! Limpahkanlah sabar kepada kami, dan teguhkanlah tapak pendirian
kami serta menangkanlah kami terhadap kaum yang kafir" [251]
Oleh sebab itu,
mereka dapat mengalahkan tentera Jalut dengan izin Allah, dan Nabi Daud
(yang turut serta dalam tentera Talut)
membunuh Jalut. Dan (sesudah itu) Allah memberikan kepadanya (Nabi Daud) kuasa
pemerintahan, dan hikmat (pangkat kenabian) serta diajarkannya apa yang
dikehendakiNya. Dan kalaulah Allah tidak menolak setengah manusia (yang ingkar
dan derhaka) dengan setengahnya yang lain (yang beriman dan setia) nescaya
rosak binasalah bumi ini; akan tetapi Allah sentiasa melimpah kurniaNya kepada sekalian alam.
[252]
Itulah ayat-ayat keterangan Allah yang
kami bacakan dia kepadamu (wahai Muhammad) dengan benar; dan sesungguhnya
engkau adalah salah seorang dari Rasul-rasul (yang
diutuskan oleh) Allah.
Assalamualaikum
ReplyDeleteAfwan izin copas yah kak
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete*yang
ReplyDeleteterima kasih
ReplyDelete